Mengapa manusia bisa bertindak jahat? Karena ada bagian otak yang membuat perilaku ini terjadi. Neurolog asal Jerman, Dr Gerhard Roth, menemukan bagian otak tersebut. Tampak sebagai massa hitam dalam citra sinar X, terletak di bagian depan bawah otak. Massa hitam didapatkan pada hampir setiap pelaku kriminal.
Roth menemukannya ketika mempelajari para pelaku kejahatan di Jerman yang dihukum bertahun-tahun. Studi ini bagian dari upaya Pemerintah Jerman memahami kejahatan. Dalam studi, Roth meminta para pelaku kejahatan itu melihat film pendek sebelum gelombang di bagian otaknya diukur.
Roth menemukannya ketika mempelajari para pelaku kejahatan di Jerman yang dihukum bertahun-tahun. Studi ini bagian dari upaya Pemerintah Jerman memahami kejahatan. Dalam studi, Roth meminta para pelaku kejahatan itu melihat film pendek sebelum gelombang di bagian otaknya diukur.
Menguraikan hasil studinya, Roth mengungkapkan, "Kapan pun ada adegan brutal kotor muncul, mereka tak menunjukkan emosi apa pun. Pada bagian otak yang berkaitan dengan belas kasih dan dukacita, tak terjadi apa pun."
Secara neurologis, Roth mengungkapkan bahwa perilaku jahat bisa muncul akibat beberapa sebab. Salah satu sebabnya adalah tumor. Setelah tumor diangkat, orang itu akan normal kembali seperti potensi jahatnya dicabut.
"Atau orang yang defisit secara fisiologis karena senyawa tertentu seperti serotonin di otak bagian depan tidak bekerja secara efektif," kata Roth seperti dikutip Daily Mail, Selasa (5/2/2013) lalu.
Dengan temuan ini, Roth mengungkapkan, tindakan kriminal seperti "genetik". Jika ada anak muda yang punya penyakit tertentu di bagian depan otaknya, maka ada peluang sebesar 66 persen anak itu akan melakukan tindakan kriminal. Tetapi, tentu tak otomatis demikian.
Roth mengatakan, tidak semua kriminal identik. Ia membagi pelaku kriminalitas menjadi tiga. Pertama, mereka yang tumbuh di lingkungan di mana pencurian dan pembunuhan dimaklumi. Dengan demikian, ia pun dapat membunuh dan mencuri tanpa rasa bersalah.
Golongan kedua adalah orang yang secara mental terganggu. Mereka melihat dunia atau orang lain sebagai ancaman. Ketiga adalah psikopat murni, orang yang seperti "terlahir" jahat. Adolf Hitler dan Stalin masuk dalam kategori ini.
Secara neurologis, Roth mengungkapkan bahwa perilaku jahat bisa muncul akibat beberapa sebab. Salah satu sebabnya adalah tumor. Setelah tumor diangkat, orang itu akan normal kembali seperti potensi jahatnya dicabut.
"Atau orang yang defisit secara fisiologis karena senyawa tertentu seperti serotonin di otak bagian depan tidak bekerja secara efektif," kata Roth seperti dikutip Daily Mail, Selasa (5/2/2013) lalu.
Dengan temuan ini, Roth mengungkapkan, tindakan kriminal seperti "genetik". Jika ada anak muda yang punya penyakit tertentu di bagian depan otaknya, maka ada peluang sebesar 66 persen anak itu akan melakukan tindakan kriminal. Tetapi, tentu tak otomatis demikian.
Roth mengatakan, tidak semua kriminal identik. Ia membagi pelaku kriminalitas menjadi tiga. Pertama, mereka yang tumbuh di lingkungan di mana pencurian dan pembunuhan dimaklumi. Dengan demikian, ia pun dapat membunuh dan mencuri tanpa rasa bersalah.
Golongan kedua adalah orang yang secara mental terganggu. Mereka melihat dunia atau orang lain sebagai ancaman. Ketiga adalah psikopat murni, orang yang seperti "terlahir" jahat. Adolf Hitler dan Stalin masuk dalam kategori ini.
0 komentar:
Posting Komentar