Adsense Indonesia
Home » , » Dibayangi Ancaman Korut, Warga Korsel Santai

Dibayangi Ancaman Korut, Warga Korsel Santai

Written By Getaran Ilmu on Minggu, 31 Maret 2013 | 20.22

Keseharian warga Korsel
Keseharian warga Korsel (Reuters)
Ancaman serangan dan bom nuklir Korea Utara dilancarkan bertubi-tubi pada Korea Selatan. Pemerintah Korsel dibantu oleh Amerika Serikat lantas unjuk kekuatan dengan menggelar latihan perang bersama, berbagai perangkat tempur canggih diturunkan.

Namun, ketegangan antar negara ini justru tidak dirasakan oleh warga Seoul. CNN akhir pekan lalu memberitakan bahwa situasi di ibukota Korsel itu sama sekali tidak terasa atmosfer peperangan.

Di jalan-jalan, tulis CNN, warga beraktivitas seperti biasa. Seorang remaja wanita terlihat asyik berbicara di ponselnya. Sementara seorang pria berjas hitam sibuk berbicara dengan rekannya saat menuju tempat untuk melepas lelah.

Sama sekali tidak terlihat sedikitpun rasa ketakutan atau kecemasan di kota metropolitan terbesar kedua dunia ini. Seorang wartawan Korsel mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa dengan ancaman itu.

"Kita sedang berperang, kita tidak mengkhawatirkannya. Kami terima saja," kata dia.

Sebanyak 25 juta warga Seoul seharusnya khawatir. Pasalnya, wilayah itu hanya terpaut sekitar 29 kilometer dari zona demiliterisasi dengan Korut. Jika perang pecah, maka Seoul akan menjadi sasaran empuk pemerintahan Pyongyang.

Namun, warga mengaku tidak terlalu ambil pusing ancaman Korut. Pasalnya, ancaman tersebut seringkali cuma pepesan kosong, alias tidak pernah terbukti. Mereka mengatakan, ancaman-ancaman Korut hanya untuk memeras Korsel agar memberikan mereka bantuan makanan dan uang.

"Kami tahu Korut tidak ingin berperang. Yang mereka inginkan hanya makanan dan uang," kata seorang warga.

Hal ini juga sebelumnya disampaikan oleh Mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell yang mengunjungi Korsel pekan ini. Dia mengatakan, Korut hanya gertak sambal. Pemerintahan Kim Jong-un tahu persis bahwa peperangan hanya akan menghancurkan negaranya menjadi abu.

Hal ini jugalah yang membuat Korsel tidak melakukan persiapan apapun bagi warganya dalam menghadapi perang. CNN hanya menemukan seorang warga yang masih ingat kapan terakhir kalinya digelar latihan siaga serangan udara.

"Itu 30 tahun lalu," kata dia.

Namun, ketakutan dialami oleh warga-warga di pulau Korsel dekat perbatasan Korut. "Hal berbeda di alami warga di sini," kata seorang warga pulau Yeonpyeong.
Pulau ini menjadi sasaran serangan Korut tahun 2010 lalu saat kedua negara baku tembak. Empat orang warga sipil tewas. Rumah-rumah mereka hancur dan ribuan warga diungsikan. Kedua negara saling tuding siapa yang memulai serangan.
Sekarang, pemerintah Korsel lebih dari siap menghadari ancaman Korut. Sekutu Korsel, AS, telah menurunkan pesawat siluman dan jet tempur F-22 untuk latihan perang gabungan. Walaupun ancaman Korut banyak tidak terbukti, namun tetap ditanggapi dengan serius.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.