Adsense Indonesia
Home » , » Mata Adalah Utusan Hati

Mata Adalah Utusan Hati

Written By Getaran Ilmu on Kamis, 11 April 2013 | 22.04

bunga-melatiYang namanya manusia, suka untuk melihat gambar-gambar yang bagus, melihat wanita-wanita yang cantik. Tetapi ketika dia tahan karena itu haram, dia akan diberi oleh Allah yang lebih baik.
Allah subhanahu wata’ala telah mengindahkan kepada manusia, kesukaan secara syahwat kepada perempuan. Laki-laki senang pada perempuan itu wajar. Berarti masalahnya adalah halal atau haram? Kalau yang namanya seorang laki-laki senang melihat perempuan itu sudah memang Allah ciptakan demikian. Kalau dikatakan sudah dijadikan seperti itu syahwat, maka dikendalikan kepada yang halal dan JANGAN DILEPAS KEPADA YANG HARAM.
Sesungguhnya nafsu akan selalu mengajak kepada yang jelek. Yaitu nafsul ammarah bis suu’, nafsu yang mengajak kepada kejelekan-kejelekan. Akan selalu punya hasrat, punya keinginan untuk melihat gambar-gambar yang bagus, gambar-gambar yang indah.
Dan yang namanya mata adalah utusan hati. Mata itu diutus oleh hati. Hati itu yang memerintahkan, ‘lihat saja’. Maka mata mentaati perintah dari rajanya untuk melihat.
Maka utusannyanya adalah mata, ia melihat ke sana ke mari kemudian lapor kepada rajanya aku melihat demikian, demikian, demikian. Digambarkan betapa indahnya betapa bagusnya. Ketika dikhabarkankan keindahannya digambarkan kecantikannya, digambarkan apa yang telah dilihat oleh mata tadi maka hati tadi bergerak, goncang. Karena rindu kepadanya.
Bayangkan….. Akibat dari mata, siapa yang salah? Ya hatinya, karena dalam keadaan ia sakit sehingga dia mengutus matanya, mengumbar pandangannya ke sana ke mari. Maka ketika dilaporkan betapa cantiknya betapa putihnya betapa manisnya, mulai dia mengalami akibatnya. Akibat dari kesalahan pertama dia terjatuh pada kesalahan kedua. Yaitu rindu kepada yang haram, RINDU KEPADA YANG HARAM.
Mengutus utusannya sendiri kemudian dia merasakan akibatnya sendiri. Dan sungguh ,sering kali terjadi yang membikin capek, membikin lelah, membikin payah, justru utusannya sendiri. Kalau tadinya tidak diutus, dia tidak tahu. Kalau tidak tahu, tidak ada perasaan rindu, tidak ada perasaan kepingin, tidak ada perasaan-perasaan yang haram. Tetapi salah sendiri kenapa diutus utusannya yaitu MATANYA UNTUK MEMANDANG KE SANA KE MARI.

Sumber Referensi :Kisah Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.